RANGKUMAN MATERI
1.
Wawasan
Seni
a.
Manusia
Dan Kebudayaan
Manusia
sebagai mahluk ciptaan Tuhan memiliki segala kelebihan dan kesempurnaan, yang
sangat berbeda dengan binatang. Binatang berkembang dari masa ke masa secara
statis, alamiah, dan dengan perilaku yang naluriah. Manusia berkembang secara
dinamis, bergerak dan berubah dari waktu ke waktu karena sejalan dengan
perkembangan akal, budi, dan dayanya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai
mahluk budaya. Mahluk yang menggunakan akal (rasio) dalam berpikir untuk
mengembangkan kehidupannya.
b.
Pengertian
Seni
Seni ialah
ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan
pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang
timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang menghayatinya. Seni lahir
karena upaya manusia dalam memahami kehidupan ini, baik kehidupan sosial,
ekonomi, alam, dan sebagainya. Ekspresi tersebut dikongkritkan melalui media
gerak (tari), suara (musik), rupa, dan penggabungan/peleburan berbagai media
akan melahirkan kesatuan estetik. Media berekspresi seni rupa meliputi bentuk,
warna, bidang, garis, barik/tekstur, dan unsur-unsur estetik.
c.
Apakah
Keindahan Itu
a.
Keindahan
dalam arti yang luas
Pengertian
keindahan yang seluas-luasnya meliputi: - keindahan seni, keindahan alam, keindahan
moral, keindahan intelektual.
b.
Keindahan
dalam arti estetis murni
Keindahan dalam arti estetika murni, menyangkut
pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
dicerapnya.
c.
Keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut benda-benda yang dicerap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan
dari bentuk dan warna secara kasat mata.
d.
Nilai
Estetis
Dalam hal ini
keindahan “dianggap” searti dengan nilai estetis pada umumnya.
Apabila sesuatu benda disebut indah, sebutan itu tidak menunjuk kepada sesuatu
ciri seperti umpamanya keseimbangan atau sebagai penilaian subyektif saja,
melainkan menyangkut ukuran-ukuran nilai yang bersangkutan. Ukuran-ukuran nilai
itu tidak terlalu mesti sama untuk masing-masing karya seni, bermacam-macam
alasan, karena manfaat, langka atau karena coraknya spesifik.
e.
Dorongan
Berkarya Seni
Jika kita
ingin mengetahui latar belakang penciptaan karya seni, maka kita harus memahami
dorongan utama manusia dalam menciptakan karya seni. Berdasarkan penelitian,
dorongan berkarya seni pada dasarnya meliputi:
1.
Dorongan magis dan religius (keagamaan)
2.
Dorongan untuk bermain
3.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan praktis (sehari-hari)
f.
Seni
Dan Ekspresi
Seni memang
selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab seni lahir dari ungkapan
perasaan pribadi penciptanya. Sehubungan dengan nilai ekspresi dalam seni,
Herbert Read merumuskan tentang kedudukan ekspresi dalam proses penciptaan
seni, sebagai berikut:
-
Pertama, pengamatan terhadap kualitas materiil
-
Kedua, penyusunan hasil pengamatan tersebut
-
Ketiga, pemanfaatan susunan itu untuk mengekspresikan emosi atau
perasaan yang dirasakan sebelumnya
g.
Seni
Dan Alam
Bagaimanapun
sikap seniman terhadap alam, ternyata kekaryaannya banyak sekali yang mengikat
hubungan dengan alam. Sehingga tidak mengherankan jika orang dulu pernah
mangatakan bahwa alam adalah guru para seniman atau nature artis magistra.
h.
Seni
Dan Teknologi
Dengan semakin banyaknya temuan-temuan teknologi,
yang menghasilkan begitu banyak barang-barang, maka peranan seni rupa atau
desain semakin terasa untuk memberikan sentuhan estetik terhadap barang-barang
tersebut.
2.
Pengertian
Estetika dan Perkembangan
a.
Pengertian
Estetika
Berdasarkan
pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang
memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni.
Untuk estetika sebaiknya jangan dipakai kata filsafat keindahan karena estetika
kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan falsafi tapi sudah sangat
ilmiah. Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan saja dalam seni atau
pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan
sebagainya.
b.
Estetika
Dan Filsafat
Pendapat umum
menyatakan bahwa estetika adalah cabang dari filsafat, artinya filsafat yang
membicarakan keindahan. Persoalan estetika pada pokoknya meliputi empat hal :
1. Nilai
estetika
2. Pengalaman
estetis
3. Perilaku
orang yang menciptakan
4. Seni
c.
Estetika
Dan Ilmu
Estetika dan
ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena sekarang ada
kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian (science of art)
dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat.
d.
Pengertian
Keindahan Dalam Seni
Bila
mengingat kembali pandangan klasik (Yunani) tentang hubungan seni dan
keindahan, maka kedua pendapat ahli di bawah ini sangat mendukung hubungan
tersebut; Sortais menyatakan bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan sebagai
sifat obyektif dari bentuk (l‟esthetique est la science du beau). Lipps
berpendapat bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan perasaan subyetif atau
pertimbangan selera (die kunst ist die geflissenliche hervorbringung des
schones).
e.
Estetika
Klasik Barat
Plato
menempatkan seni (yang sekarang dianggap sebagai suatu karya indah) sebagai
suatu produk imitasi (mimesis). Karya imitasi (seni) tersebut harus memiliki
keteraturan dan proporsi yang tepat.
f.
Estetika
Abad Pertengahan
Abad
pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangi kreativitas seniman dalam
berkarya senii. Agama Nasrani (Kristen) yang mulai berkembang dan berpengaruh
kuat pada masyarakat akan menjadi ―belenggu seniman.
g.
Estetika
Pramodern
Keagungan,
termasuk keindahan merupakan kategori estetika yang terpenting
h.
Estetika
Kontemporer
Seni bukan
meniru alam, tapi menggubah alam menjadi karya seni
i.
Estetika
Timur
Keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan. Seni diolah
melalui proses kreatif dari pikiran menuju pada penciptaan obyek yang dihasilkan
oleh getaran emosi. Inti keindahan adalah emosi
3.
Konsep
Dasar Seni Rupa
a.
Pendidikan
Seni Dalam Kurikulum Sekolah
Isi bidang studi pendidikan
kesenian itu merupakan penggabungan pelajaran menggambar dan seni suara
ditambah sub bidang studi lain yaitu seni tari dan teater, yang pada kurikulum
sebelumnya tidak ada. Pelajaran menggambar dan seni suara diubah namanya
menjadi seni rupa dan seni musik. Selengkapnya bidang studi pendidikan kesenian
berisi sub-sub bidang studi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater
(drama).
Kurikulum 1975 disempurnakan lagi
pada tahun 1984 dengan sebutan kurikulum 1984. Penyempurnaan ini ditandai oleh
penggantian istilah pendidikan kesenian menjadi pendidikan seni.
Kurikulum 1994 Sekolah Dasar yang
berlaku sekarang sangat jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Perbedaan itu
meliputi sistem pembelajarannya yang menggunakan “integrated learning”atau
pembelajaran terpadu antara beberapa cabang seni. Nama pendidikan seni berubah
pula menjadi Kerajinan Tangan dan Kesenian.
b.
Sifat
Dan Domain Pendidikan Seni
1.
Sifat
pendidikan seni
a.
Multidimensional
b.
Multilingual
c.
Multikultural
2.
Domain
(dimensi perilaku) dalam pendidikan seni
Brent G. Wilson (Bloom, 1975) mengemukakan
tiga dimensi perilaku dari Bloom, yaitu : kognitif, affektif dan psikomotorik
menjadi tujuh dimensi perilaku seni yang meliputi : Persepsi, Pengetahuan,
Pemahaman, Analisis, Evaluasi, Apresiasi dan Produksi.
c.
Seni
Sebagai Media Pendidikan
Istilah seni sebagai media
pendidikan tidak berarti bahwa kegiatan seninya tidak penting (karena dianggap
hanya sekedar media). Keterlibatan siswa dengan seni tetaplah harus menjadi
prioritas dalam rangka membentuk kemampuan seni atau meningkatkan kemampuan
seni yang sudah ada pada diri para siswa. Upaya peningkatan kualitas belajar
menjadi fokus kegiatan; dan ini berlaku umum dalam program belajar apa pun.
d.
Pendekatan
Berbasis Disiplin Ilmu Dalam Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan seni rupa berbasis
disiplin ilmu (dicipline based art education, disingkat DBAE) berintikan
pemikiran bahwa seni telah hadir dalam kehidupan bukan hanya sebagai
kegiatan penciptaan, tetapi juga sebagai cabang pengetahuan yang menjadi
bahan kajian filosofis maupun ilmiah dan berhak dipelajari
di lembaga pendidikan. Seni adalah disiplin ilmu yang khas dengan karakter
yang dimilikinya, mendapat dukungan kelompok ilmuwan, dikembangkan
melalui penelitian.
e.
Pendekatan
Kompetensi Dalam Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan kompetensi sesungguhnya
sudah agak lama dikenal dalam sistem pendidikan guru yang dikenal dengan PGBK
(pendidikan guru berdasar kompetensi). Dalam bidang seni, pendekatan kompetensi
menjadi bahan pembahasan dan disepakati sebagai acuan bagi penyelenggaraan
pembelajaran seni di Indonesia.
f.
Pendidikan
Seni Rupa Sebagai Pendidikan Kreatifitas Dan Emosi
1.
Pendidikan
kreativitas
Pembinaan kreativitas manusia
sebaiknya dilakukan sejak anak-anak. Kondisi lingkungan yang kreatif dan
tersedianya kesempatan melakukan berbagai kegiatan kreatif bagi anak-anak akan
sangat membantu dalam mengembangkan budaya kreativitasnya. Perlu dingat bahwa
dunia anak-anak merupakan awal perkembangan kreativitasnya. Kreativitas itu
nampak di awal kehidupan anakk dan tampil untuk pertama kalinya dalam bentuk
permainan anak-anak.
2.
Pendidikan
emosi
Pentingnya pendidikan emosi telah
diungkapkan para ahli pendidikan sejak lama. Fransesco (1958), seorang ahli
pendidikan seni rupa mengemukakan tugas pendidikan seni rupa antara lain
sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Dikemukakan, penguasaan emosi
sangatlah penting, khususnya pada manusia di zamann modern. Dalam seni, emosi
disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai ekspresi-komunikasi. Kegiatan
penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi menjadi dinamis dan bersemangat.
g.
Pendidikan
Seni Rupa Dan Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan seni rupa juga berperanan dalam menyeimbangkan kehidupan
individu dalam pengembangan kepribadiannya, baik dalam aspek kecerdasan maupun
perasaan dan kehendak. Lebih khusus lagi pendidikan seni dapat menghaluskan
rasa, dan mengembangkan daya cipta, serta mencintai kebudayaan nasional, bahkan
menghargai hasil-hasil kebudayan/kesenian dari bangsa manapun. Hal ini
diperlukan dalam rangka menghadapi kehidupan yang semakin kompleks, yang
ditandai dengan arus globalisasi akibat ledakan teknologi komunikasi.
h.
Peranan
Guru Seni Rupa
Guru memegang peranan penting dalam
pendidikan seni. Setiap guru seni perlu memahami kepemipinan bagaimana dan
tanggung jawab apa yang dituntut para siswa serta bimbingan mana yang dapat
memberi inspirasi kepada mereka, apa yang boleh dan yang tidak boleh dia
lakukan. Di ruangan kelas, setiap saat guru senantiasa diperlukan para
siswanya.
4.
Aneka
Kegiatan Berkarya Seni Rupa
a.
Berkarya
Seni Rupa Dwimatra
1.
Membatik
sederhana
2.
Tarikan
benang
3.
Inkblot
4.
Menggambar
dengan tiupan
5.
Cetak
penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian
6.
Cetak
sablon
7.
Monoprint
8.
Finger
painting (lukisan jari tangan)
9.
Kolase
10.
Montase
11.
Mozaik
12.
Menggambar
bentuk
13.
Menggambar
dekoratif
14.
Menggambar
ilustrasi
15.
M3
(melipat, menggunting, menempel)
16.
Menganyam
b.
Berkarya
Seni Rupa Trimatra
1.
Membutsir
2.
Merangkai
3.
Membuat
topeng kertas
4.
Membuat
wayang kertas
c.
Origami
d.
Berkarya
Seni Kerajinan Simpul (Makrame)
-
Ikat
pinggang
-
Gelang
-
Kalung
-
Alas
gelas
-
Hiasan
dinding
-
Taplak
meja
e.
Aspek
Pembelajaran Seni Rupa
Salah satu aspek pembelajaran yang
cukup penting adalah apresiasi. Dalam bahasa sederhana, apresiasi berarti
menerima, menghargai melalui proses yang melibatakan rasa dan fikir. Apresiasi
seni di masyarakat kita, juga di dalam kelas, sampai saat ini masih terbatas sekali
dalam arti belum banyak dikembangkan. Sesungguhnya pada masa sekarang,
anak-anak memiliki lebih banyak peluang untuk meningkatkan apresiasi
dibandingkan dengan zaman dahulu. Kini teknologi elektronika, khususnya
reproduksi dan percetakan sudah maju. Karya-karya terkenal dapat diperlihatkan
guru kepada para siswa di sekolah. Pameran-pameran seni juga lebih sering
diselenggarakan.
5.
Pertimbangan
Metodologis dalam Pendidikan Seni Rupa
a.
Pendekatan
Dalam Pendidikan Seni Rupa
Memilih pendekatan pendidikan seni
hendaknya mengacu kepada misi dan tujuan pendidikan seni itu sendiri, maupun
tujuan dan jenis atau karakteristik bahan ajar itu sendiri.
1.
Pendekatan
Umum Dari Aspek Manajerial
a.
Pendekatan
otoratatif
Secara umum pendekatan otoritatif
sering dipandang tidak baik, karena cenderung menekan anak (represif).
b.
Pendekatan
permisif
Menurut pandangan ini, (dalam sisi
ekstrimnya) jangan ada pengarahan-pengarahan atau petunjuk-petunjuk. Serahkan
semuanya kepada anak didik
c.
Pendekatan
demokratis
Pendekatan demokratis bertumpu pada
pandangan bahwa tiap orang memiliki hak untuk menyatakan pendapat.
2.
Pendekatan
Umum Dari Aspek Psikologis
a.
Pendekatan
iklim sosio-emosional
Pendekatan ini mengutamakan
penyediaan iklim belajar yang kondusif, penerimaan warga belajar sebagaimana
adanya, menghargai perbedaan individual.
b.
Pendekatan
pengubahan tingkah laku
Pendekatan ini menekankan pada
pemikiran bahwa tingkah laku dapat diubah melalui cara-cara tertentu.
c.
Pendekatan
proses kelompok
Pendekatan ini menekankan pada
pembentukan kelompok yang erat (kohesif).
3.
Pendekatan
Dalam Segi Proses Belajar
a.
Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Jenis-jenis kegiatan belajar antara
lain penyelidikan, penyajian, kegiatan mekanis (latihan-ulangan), apresiasi,
observasi, dan mendengarkan, ekspresi kreatif, kerja kelompok, percobaan,
mengorganisasi, dan menilai.
b.
Pendekatan
keterampilan proses
Pendekatan keterampilan
proses menekankan pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikasikannya.
1)
Pendekatan
inspiratif
Harus memperhatikan dan
mempertimbangkan bahwa pendidikan seni sebagai wahana bermain yang bermuatan
edukatif dan membangun kreativitas.
a)
Stimulasi
klasikal rutin
b)
Stimulasi
individual rutin
c)
Stimulasi
klasikal insidental
d)
Stimulasi
individual insidental
2)
Pendekatan
analisis
Pendekatan ini berkaitan dengan
proses pembimbingan pembuatan karya seni rupa (dan kerajinan).
3)
Pendekatan
empatik
Pendekatan ini mengajak para siswa
untuk mengamati dan menghayati peristiwa atau benda seni.
4.
Pendekatan
Berbasis Kompetensi
Inti pandangannya adalah tujuan
akhir dari pembelajaran harus tercermin dari kompetensi siswa lulusan. Setiap
bahan ajar yang dipilih serta metode dan media yang digunakan harus diarahkan
kepada pembentukan kompetensi siswa.
5.
Pendekatan
Pembelajaran Terpadu
Jadi dengan pendekatan pembelajaran
seni seni terpadu ini, anak dapat memahami suatu konsep sekaligus dalam
beberapa bidang seni. Konsep-konsep ini menjadi lebih bermakna karena dikaitkan
dengan kehidupan anak.
b.
Metode
1.
Metode
Ekspresi Bebas
Metode ini dapat digunakan pada
saat guru – guru menghadapi anak-anak TK, SD, dan anak-anak dari sekolah
lanjutan, dan dapat pula digunakan oleh para calon seniman yang belajar
padanya.
a.
Tema
b.
Media
c.
Gaya
ungkapan
2.
Metode
Kerja Kelompok
Jika metode ekspresi bebas lebih
banyak menjamin kebebasan anak-anak untuk menyalurkan ungkapan perasaannya,
maka hal ini harus diimbangi dengan metode yang lebih mengutamakan pengalaman
berkelompok pada anak-anak, untuk membina perkembangan sosial mereka.
a.
Kerja
paduan (group work)
b.
Kerja
kolektif (collective painting)
3.
Metode
Global
Tujuan utama penggunaan metode ini
ialah agar anak-anak dapat menangkap bentuk
keseluruhan dari bentuk model yang
disediakan. Salah satu teknik dalam metode global ini yang paling cocok
digunakan anak-anak untuk menghasilkan bentuk keseluruhan melalui obyek yang
disediakan ialah teknik siluet.
c.
Evaluasi
Karena evaluasi dalam pendidikan
seni merupakan penafsiran kita terhadap proses berkarya anak dan karya sebagai
hasil kegiatan itu, maka itu pun merupakan bagian menyeluruh yang menjadi
sumber tolok ukurnya.
1.
Pengukuran
Prestasi
2.
Pengukuran
Perkembangan
3.
Penafsiran
Proses Dan Hasil Karya
a.
Proses
sebagai tolak ukur evaluasi
b.
Hasil
karya sebagai sumber tolak ukur
1)
Goresan
2)
Bentuk
3)
Warna
4)
Komposisi
(tata letak unsur-unsur rupa)
5)
Kesan
keseluruhan
6.
Pembelajaran
Seni Rupa di Sekolah Dasar
a.
Mengenal
Perkembangan Seni Rupa Anak-anak
1.
Masa
mencoreng (scribbling) usia 2-4 tahun
2.
Masa
prabagan (preschematic) usia 4-7 tahun
3.
Masa
bagan (schematic) usia 7-9 tahun
4.
Masa
realisme awal (dawning realism) usia 9-12 tahun
5.
Masa
naturalisme semu (pseudo naturalisme) usia 12-14 tahun
6.
Masa
penentuan (period of decision) usia 14-17 tahun
b.
Rencana
Pembelajaran
1.
Pengertian
Perencanaan pengajaran (atau sering
disebut desain instruksional) merupakan usaha guru dalam merencanakan
bahan-bahan pengajaran yang akan diberikan kepada siswa, yang ditulis secara
sistematis dan mengacu pada GBPP yang telah ditetapkan.
2.
Bentuk
rencana pembelajaran
a)
Rencana
tahunan
Yang dimaksud Rencana Tahunan ialah
rancangan bahan ajar yang disusun untuk satu tahun ajaran.
b)
Rencana
catur wulan
Rencana Catur Wulan yaitu merupakan
penjabaran dari rencana tahunan, karena dalam rencana catur wulan juga dicatat
tentang tujuan umum yang harus dicapai oleh setiap pokok bahasan, mencantumkan
buku sumber yang harus dipakai, media pengajaran, tentang waktu pelaksanaan tes
formatif dan tes catur wulan, serta rincian singkat dari setiap pokok bahasan
yang akan disampaikan.
c)
Rencana
harian (satuan pendidikan)
3.
Rumusan
TIU dan TIK
a)
Bentuk
rumusan
Pertama-tama yang harus
diperhatikan dalam merumuskan TIK ialah bentuk kalimatnya. Bentuk kalimat harus
kalimat aktif, subyeknya ialah siswa sendiri. Hal ini dilandasi oleh ciri
sistem pendidikan modern yang berpusat pada anak (CBSA: Cara Belajar Siswa
Aktif). Pada setiap rumusan TIK hanya mengandung satu kata kerja, dan kata
kerja yang digunakan harus kata kerja yang dapat diamati agar dalam
melaksanakan evaluasi, proses dapat dilakukan dengan lancar.
b)
Isi
rumusan
Ada sebuah kaidah yang memberi
kemudahan dalam memikirkan isi rumusan TIK. Kaidah itu dikenal dengan sebutan
Kaidah ABCD yang sesungguhnya merupakan singkatan dari empat buah kata
Inggeris yang diambil huruf depannya dari setiap kata:
A= Audience, siapa
yang melakukan kegiatan belajar.
B= Behavior, kemampuan apa
yang harus dicapai oleh yang belajar.
C= Condition, syarat apa yang
harus dipenuhi oleh kemampuan yang
diperolehnya.
D= Degree, sampai sejauhmana
tingkat keberhasilan yang harus dicapai
olehnya.
c.
Penentuan
Materi Pembelajaran
Dalam kegiatan seni rupa, materi
pelajaran itu merupakan bagian yang sangat erat hubungannya antara satu dengan
yang lainnya.
d.
Kegiatan
Pembelajaran
Pada bagian ini tidak banyak hal
yang harus dibahas. Yang terpenting bahwa tekanan pembelajaran terletak pada
anak-anak (siswa). Keaktifan siswa di kelas, baik dalam berkarya maupun
mengapresiasi karya seni menjadi target pengajaran.
e.
Media
Pembelajaran
Media pengajaran harus menjadi
pemikiran Pendamping dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dan bahkan
dituliskan dalam perencanaan pengajaran.
f.
Memilih
Metode
Metode yang bersifat umum di
antaranya:
a. Metode diskusi
b. Metode tanya jawab
c. Metode pemberian tugas
d. Metode simulasi dan bermain peran
e. Metode sosiodrama
NOVI AYUNINGTIAS WIDIANTI
10141063 / 4B / 21
PGSD
IKIP PGRI MADIUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar